Thursday, May 31, 2012

DATA HISTOGRAM SUNGAI


           Menurut Anonim A (2011), histogram adalah tampilan grafis dari tabulasi frekuensi yang digambarkan dengan grafis batangan sebagai manifestasi data binning. Tiap tampilan batang menunjukkan proporsi frekuensi pada masing-masing deret kategori yang berdampingan dengan interval yang tidak tumpang tindih. Kata histogram berasal dari bahasa Yunani: histos, dan gramma. Pertama kali digunakan oleh Karl Pearson pada tahun 1895 untuk memetakan distribusi frekuensi dengan luasan area grafis batangan menunjukkan proporsi banyak frekuensi yang terjadi pada tiap kategori dan merupakan salah satu dari 7 basic tools of quality control yaitu Pareto chart, check sheet, control chart, cause-and-effect diagram, flowchart, dan scatter diagram. Informasi dalam bentuk tabel biasanya menjadi lebih mudah dipahami bila disajikan dalam bentuk grafik. Untuk data numerik umumnya digunakan histogram, penyajian data lainnya disebut histogram frekuensi. Bila sumbu tegak yang digunakan adalah frekuensi kumulatif atau presentase maka grafiknya disebut histogram kumulatif (Anonim B, 2008).
Sungai yang merupakan suatu ekosistem akuatik masuk ke dalam kelompok ekosistem riverin (Ismail, 1992). Sungai merupakan ekosistem air tawar yang bergerak satu arah (lotik). Daerah tepi sungai akan menentukan ciri khas dari suatu sungai, misalnya daerah dengan kemiringan besar akan membuat kecepatan arus sungai besar pula. Organisme yang hidup pada arus deras dan daerah lubuk (tidak deras) akan berbeda satu dengan lainnya.  Menurut Lagler (1977), Ikan merupakan hewan bertulang belakang (vertebrata), berdarah dingin (poikilotermik), yaitu  sebagian besar hidupnya berada di air, pergerakan dan keseimbangan badan terutama dengan sirip dan sebagian besar bernafas dengan insang. Ikan dapat ditemukan di berbagai perairan baik tawar, payau, maupun laut. Semua fungsi penting ikan misalnya pergerakan, pencernaan, pertumbuhan, reproduksi, dan respon terhadap rangsangan luar tergantung pada air. Menurut Odum (1993), berdasarkan tingkatan dasar sungai, tingkat sungai dapat dibagi menjadi tiga zona, yaitu : mudik (upper), batang sungai (middle), dan hulu (reach). Berdasarkan sifat yang menunjukkan habitat ikan atau hewan air tawar, sungai dapat dibagi menjadi enam daerah, yaitu:
1.      Hulu (reach)
2.      Jangkauan (riffles)
3.      Kedung (pool)
4.      Genangan (flow)
5.      Aliran kembali (backwater)
6.      Daerah banjir (flood water).
Dasar aliran air (sungai) biasanya terdiri atas pasir, lumpur, atau batu. Aliran air (sungai) yang mempunyai dasar batu atau pasir biasanya menghasilkan variasi dasar yang terbesar dan terpadat. Umumnya invertrebata bentik mempunyai kerapatan yang lebih tinggi pada komunitas air deras, sementara nekton dan bentuk-bentuk penggali dalam aliran air seperti kerang, ogenata penggali, dan Ephemerophtera lebih banyak ditemui pada air tenang. Ikan dari aliran air biasanya beristirahat di air tenang dan makan tergantung arus deras (Odum 1993).

Read more