Friday, August 31, 2012

SUNGAI TERPANJANG DI ASIA TENGGARA

Ngisi dulu ahhh...kelas 6, kebeulan adek gue baru binggung tanya-tanya...neh ane kasih dek....

Negara di kawasan Asia Tenggara yang tidak memiliki wilayah lautan adalah "LAOS"
Sungai yang alirannya melewati negara Laos, Kamboja, dan Vietnam adalah sungai "MEKONG"
Wilayah Vietnam didominasi oleh dataran "tinggi dan sebagian besar lereng pegunungan ditutupi hutan" 
Pusat penelitian jenis padi unggul di negara filipina berpusat di IRRI (Lembaga Penelitian Padi Dunia) yang terletak di "Los Banos, Filipina"

(http://bisean.blogspot.com/2007/09/longest-rivers-in-southeast-asia.html)Sungai Terpanjang di Asia Tenggara / Length in Km / Location:
1. Mekong River / 4,023 km / China, Burma, Laos, Thailand, Cambodia, Vietnam (10th in the world)
2. Thanlwin River / 2,815 km / China, Burma, Thailand
3. Irrawaddy River / 2,170 km / Burma
4. Chindwin River / 1,207 km / Burma
5. Kapuas River / 1,143 km / Indonesia (World’s Longest River on an Island)
6. Fly River / 1,050 km / Papua New Guinea
7. Mahakam River / 980 km / Indonesia
8. Chi River (แม่น้ำชี) / 765 km / Thailand
9. Musi River / 750 km / Indonesia
10. Mun River (แม่น้ำมูล) / 673 km / Thailand
11. Nan River / 627 km / Thailand
12. Ca River / 612 km / Laos, Vietnam
13. Rajang River / 563 km / Malaysia
14. Kinabatangan River / 560 km / Malaysia
15. Bengawan Solo River / 540 km / Indonesia
16. Digul River / 525 km / Indonesia
17. Pa Sak River (แม่น้ำป่าสัก) / 513 km / Thailand
18. Pahang River / 459 km / Malaysia
19. Cagayan River / 446 km / Philippines
20. Sittang River / 420 km / Burma
21. Songkhram River (ลำน้ำสงคราม) / 420 km / Thailand
22. Ma River / 400 km / Vietnam, Laos
23. Khwae Yai River (แม่น้ำแควใหญ่) / 380 km / Thailand
24. Chao Phraya River / 372 km / Thailand
25. White Wang River (วัง) / 335 km / Thailand
26. Moei River (เมย) / 327 km / Thailand
27. Mali River / 320 km / Burma
28. Rio Grande de Mindanao / 320 km / Philippines
29. Ing River (อิง) / 300 km / Thailand
30. Gianh River / 268 km / Vietnam


(http://edlzkha-riezkha-riezkha.blogspot.com/2010/11/kenampakan-alam-dan-keadaan-sosial.html)
 KENAMPAKAN ALAM DAN KEADAAN SOSIAL SUATU NEGARA
Laut,Gunung,Sungai,daratan rendah,daratan tinggi merupakan kenampakan dari suatu alam.Setiap negara pasti mempunyai kenampakan alam .kenampakan alam yang terdapat dalam suatu negara atau wilayah dapat mempengaruhi keadaan sosial di wilayah tersebut.Seperti negara kita sendiri yaitu Indonesia merupakan suatu negara yang terletak pada wilayah asia Tenggara. Maka dari itu Indonesia mempunyai banyak negara tetangga seperti Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, Timor leste, Kamboja, Laos, Brunei Darussalam dan Myanmar. Pada wilayah negara-negara tersebut terdapat banyak kenampakan alam yang indah seperti Sungai, Laut, Gunung,dll akan tetapi kenampakan alam yang terdapat di negara tetangga pasti akan berbeda-beda,sehingga keadaan sosial di negara-negara tetangga berbeda-beda pula.
10 negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia, yaitu India, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Papua Niugini, Australia, Timor Timur, dan Palau.
Vietnam mampu menjadi lumbung beras di Asia Tenggara.Hasil perkebunan/pertanian meliputi tembakau, teh, kopi, dan karet. Sedangkan hasil pertambangan berupa minyak bumi, batubara, dan bijih besi.
Read more

Thursday, May 31, 2012

DATA HISTOGRAM SUNGAI


           Menurut Anonim A (2011), histogram adalah tampilan grafis dari tabulasi frekuensi yang digambarkan dengan grafis batangan sebagai manifestasi data binning. Tiap tampilan batang menunjukkan proporsi frekuensi pada masing-masing deret kategori yang berdampingan dengan interval yang tidak tumpang tindih. Kata histogram berasal dari bahasa Yunani: histos, dan gramma. Pertama kali digunakan oleh Karl Pearson pada tahun 1895 untuk memetakan distribusi frekuensi dengan luasan area grafis batangan menunjukkan proporsi banyak frekuensi yang terjadi pada tiap kategori dan merupakan salah satu dari 7 basic tools of quality control yaitu Pareto chart, check sheet, control chart, cause-and-effect diagram, flowchart, dan scatter diagram. Informasi dalam bentuk tabel biasanya menjadi lebih mudah dipahami bila disajikan dalam bentuk grafik. Untuk data numerik umumnya digunakan histogram, penyajian data lainnya disebut histogram frekuensi. Bila sumbu tegak yang digunakan adalah frekuensi kumulatif atau presentase maka grafiknya disebut histogram kumulatif (Anonim B, 2008).
Sungai yang merupakan suatu ekosistem akuatik masuk ke dalam kelompok ekosistem riverin (Ismail, 1992). Sungai merupakan ekosistem air tawar yang bergerak satu arah (lotik). Daerah tepi sungai akan menentukan ciri khas dari suatu sungai, misalnya daerah dengan kemiringan besar akan membuat kecepatan arus sungai besar pula. Organisme yang hidup pada arus deras dan daerah lubuk (tidak deras) akan berbeda satu dengan lainnya.  Menurut Lagler (1977), Ikan merupakan hewan bertulang belakang (vertebrata), berdarah dingin (poikilotermik), yaitu  sebagian besar hidupnya berada di air, pergerakan dan keseimbangan badan terutama dengan sirip dan sebagian besar bernafas dengan insang. Ikan dapat ditemukan di berbagai perairan baik tawar, payau, maupun laut. Semua fungsi penting ikan misalnya pergerakan, pencernaan, pertumbuhan, reproduksi, dan respon terhadap rangsangan luar tergantung pada air. Menurut Odum (1993), berdasarkan tingkatan dasar sungai, tingkat sungai dapat dibagi menjadi tiga zona, yaitu : mudik (upper), batang sungai (middle), dan hulu (reach). Berdasarkan sifat yang menunjukkan habitat ikan atau hewan air tawar, sungai dapat dibagi menjadi enam daerah, yaitu:
1.      Hulu (reach)
2.      Jangkauan (riffles)
3.      Kedung (pool)
4.      Genangan (flow)
5.      Aliran kembali (backwater)
6.      Daerah banjir (flood water).
Dasar aliran air (sungai) biasanya terdiri atas pasir, lumpur, atau batu. Aliran air (sungai) yang mempunyai dasar batu atau pasir biasanya menghasilkan variasi dasar yang terbesar dan terpadat. Umumnya invertrebata bentik mempunyai kerapatan yang lebih tinggi pada komunitas air deras, sementara nekton dan bentuk-bentuk penggali dalam aliran air seperti kerang, ogenata penggali, dan Ephemerophtera lebih banyak ditemui pada air tenang. Ikan dari aliran air biasanya beristirahat di air tenang dan makan tergantung arus deras (Odum 1993).

Read more

Friday, April 27, 2012

KROMOSOM SEL

Benang-benang linin pada tahap profase nampak makin lama makin terputus-putus. Satu potong benang disebut kromonema. Kromonema itu sedikit demi sedikit dikelilingi oleh sitoplasma yang memadat seakan-akan merupakan bungkus (wadah) bagi kromonema, wadah ini disebut matriks. Matriks dengan kromonema di dalamnya disebut kromosom (Dwidjoseputro 1977).
Setiap kromosom mempunyai bagian yang menyempit dan tampak lebih terang disebut sentromer, yang membagi kromosom menjadi dua lengan. Pengaturan kromosom secara standar berdasarkan panjang, jumlah serta bentuk kromosom dari sel somatis suatu individu dinamakan karyotipe. Masing-masing kromosom seringkali sulit dibedakan sehingga banyak ahli yang tidak suka menggunakan nomor urut 1 – 22 untuk autosom, melainkan dengan cara mengelompokkan menjadi A – G berdasarkan ukuran kromosom serta letak dari sentromer (Suryo 1997).
Menurut Subowo (1979), kromosom berdasarkan jumlah sentromernya dapat dibedakan menjadi :
a.    Kromosom monosentrik, mempunyai satu sentromer.
b.    Kromosom disentrik, mempunyai dua sentromer.
c.    Kromosom polisentrik, mempunyai lebih dari dua sentromer.
Perbedaan kelamin ditandai dengan sifat-sifat menurun tertentu yang jelas. Kromosom kelamin selalu berhubungan dengan ada atau tidak adanya sifat-sifat tersebut yang merupakan bukti dari teori keturunan. Setiap gamet mengandung sebuah kromosom kelamin. Zigot pada mamalia yang menerima dua kromosom X berkembang menjadi betina. Zigot yang mengandung sebuah kromosom X dan sebuah kromosom Y berkembang menjadi jantan. Kromosom kelamin dalam sel mani yang menentukan jenis kelamin keturunannya (Kimball 1993).
Menurut Suryo (1997), kromosom berdasarkan letak sentromer dapat dibedakan beberapa bentuk kromosom, yaitu :
a.    Metasentris, apabila sentromer terletak median (kira-kira ditengah kromosom), sehingga kromosom terbagi menjadi dua lengan sama panjang dan mempunyai bentuk seperti huruf V.
b.    Submetasentris, apabila sentromer terletak submedian (ke arah salah satu ujung kromosom), sehingga kromosom terbagi menjadi dua lengan tak sama panjang dan mempunyai bentuk seperti huruf J.
c.    Akrosentris, apabila sentromer terletak subterminal (di dekat ujung kromosom), sehingga kromosom tidak membengkok melainkan tetap lurus seperti batang. Satu lengan kromosom sangat pendek, sedang lengan lainnya sangat panjang.
d.    Telosentris, apabila sentromer terletak di ujung kromosom, sehingga kromosom hanya terdiri dari sebuah lengan saja dan berbentuk lurus seperti batang.
Kromosom kelamin menurut sistem X-Y adalah kromosom X dan kromosom Y. Kromosom kelamin juga mengalami pembelahan reduksi ketika gametogenesis gametogonium membelah. Betina akan terbentuk hanya satu macam ovum menurut kromosom kelamin, yaitu ovum-X. Jantan akan terbentuk dua macam sperma menurut susunan kromosom kelamin, yaitu sperma-X dan sperma-Y. Ovum-X atau sperma-X maksudnya yang mengandung kromosom kelamin X. Sperma-Y mengandung kromosom kelamin Y. Autosom pun mengalami pembelahan reduksi. Jika terjadi perkawinan karena gamet jantan ada dua macam dan gamet betina satu macam, maka perkawinan atau individu yang terjadi ialah dua menurut jenis kelaminnya. Sperma-X membuahi ovum-X terjadi individu XX betina dan sperma-Y membuahi ovum-X terjadi individu XY jantan. Bentuk kromosom kelamin sesungguhnya bukan seperti bentuk huruf X dan Y, tetapi hanya simbol saja. Kromosom X biasanya lebih panjang daripada kromosom Y (Yatim 1972).
Menurut Westra (1994), ada dua tipe kromosom yaitu :
a.    Autosome adalah kromosom pada sel-sel tubuh dan bentuknya sama pada jantan dan betina.
b.    Kromosom seks (sex chromosomes) menentukan jenis kelamin ikan. Kromosom seks secara morfologis pada individu jantan berbeda dengan betina.
Kromosom seks dapat dikenali dengan memasangkan sebagai pasangan pada karyotipe. Identifikasi kromosom seringkali berdasar pada ukuran dan perbedaan morfologi atau perbedaan kumpulan susunan dari pasangan kromosom antara karyotipe jantan dan betina. Ketika jantan adalah seks heterogametik, pasangan seks kromosom ditunjukkan dengan X-Y untuk jantan dan X-X untuk betina. Ketika betina adalah seks heterogametik, pasangan seks kromosom ditunjukkan dengan Z-W untuk betina dan Z-Z untuk jantan. Perbedaan antara kromosom seks tidak selalu jelas kelihatan;  pada beberapa ikan, kromosom seks tidak berbeda secara morfologi dengan kromosom yang lainnya (Schreck and Moyle 1990).
Karyotipe dibuat berdasarkan penyusunan kromosom pada tempat tertentu dalam deretan berdasarkan atas bentuknya (letak sentromer, panjang kromosom dan sebagainya). Pembuatan karyotipe diambil dari sel dalam tahap metafase dengan pemberian colchihin (Subowo 1979).
Lebih dari setengah jumlah ikan yang telah dipelajari, karyotipenya terdiri dari 48 atau 50 kromosom. Evolusi karyotipe terjadi pada beberapa jenis ikan seperti pada jenis-jenis ikan chimaera tertentu karyotipe hampir terdiri dari 100 kromosom, jenis ikan hering mencapai 52 kromosom dan pada species Sardina pilohardis mencapai 80 kromosom (Kirpichnikov 1981).
Analisis karyotipe dari suatu individu akan dapat diketahui apakah terdapat kelainan (abrasi) dari kromosom individu tersebut. Misalnya seorang yang berkaryotipe 47, XY.21 artinya jumlah kromosom individu 47, berjenis kelamin laki-laki dan kromosom nomer 21, lebih satu sehingga dapat diketahui bahwa seseorang ini mempunyai kelainan sindrom down (Suryo 1985).

Read more

Wednesday, April 4, 2012

PARAMETER FISIK, BIOLOGI, KIMIA LAUT


1. Parameter Fisik
a. Pasang Surut
Pasang surut dikenal ada dua macam yaitu spring tide, di mana air pasang memiliki tinggi maksimum dan neap tide, di mana air pasang memiliki tinggi minimum.Biasanya terjadi dua siklus lengkap tiap bulan yang berhubungan dengan fase bulan. Spring tide terjadi pada saat bula purnama dan bulan baru dan neap tide terjadi pada saat perempatan bulan pertama dan perempatan bulan ketiga (Hutabarat, 1984).
b. Gelombang
Gelombang merupakan gerakan naik turunnya permukaan air laut yang disebabkan oleh angin maupun faktor lain. Setiap gelombang memiliki tiga unsur yang penting, yaitu: panjang, tinggi, dan periode gelombang. Panjang gelombang adalah jarak mendatar antara 2 puncak berurutan. Tinggi gelombang adalah jarak menegak antara puncak dan lembah. Periode gelombang adalah waktu yang diperlukan oleh dua puncak yang berurutan untuk memulai suatu titik (Nontji, 1993).
c. Angin
Angin disebabkan adanya perbedaan tekanan udara yang merupakan hasil dari pengaruh ketidak seimbangan pemanasan sinar matahari terhadap tempat-tempat yang berbeda di permukaan bumi. Keadaan ini mengakibatkan naiknya sejumlah besar massa udara yang ditandai dengan timbulnya sifat khusus yaitu terdapatnya tekanan udara yang tinggi dan rendah (Hutabarat dan Evans, 1996).
d. Kemiringan Pantai
Kemiringan pantai ditentukan dengan cara mengukur perbedaan ketinggian pada dua titik horizontal yang jarak antara kedua titik telah diketahui. Kemiringan pantai sangat berperan dalam drainase air terutama dalam usaha budidaya pantai. Kemiringan yang sangat besar sangat tidak baik buat budidaya. Sebaliknya, pantai yang datar cukup menyulitkan dalam proses pengeringan kolam tambak. Pantai yang landai menyebabkan jangkauan pasang surut mencapai ratusan meter, sedangkan pantai yang terjal menyebabkan jangkauan pasang surut hanya mampu mencapai beberapa puluh meter saja. Tipe kemiringan pantai ada 3, yaitu: datar (± 5%), landai (± 10%) dan curam (± 20%) (Anonim, 2009).
e. Suhu
Suhu adalah ukuran energi gerakan molekul, suhu dalam lautan bervariasi sesuai dengan kedalaman. Massa air permukaan di wilayah tropik panas sepanjang tahun yaitu 20o-30o C sedangkan massa air permukaan pada zone beriklim sedang hangat di musim panas (Nybakken, 1992).

2. Parameter Kimia
a. Kadar Oksigen Terlarut (DO)
Kelarutan oksigen di laut sangat penting artinya dalam mempengaruhi kesetimbangan kimia di air laut. Oksigen diperlukan  untuk respirasi, sedangkan proses fotosintesis oleh tumbuhan air akan menghasilkan oksigen. Oksigen terlarut mungkin merupakan parameter pengubah kualitas air yang paling kritis pada organisme perairan. Atmosfer merupakan cadangan udara terbesar namun oksigen tersebut hanya sedikit yang larut dalam air (Cholik, 1979).
b. Karbon Dioksida (CO2)
Karbondioksida merupakan bahan dasar dalam fotosintesis, tetapi jika dalam konsentrasi yang tinggi dapat bersifat menghambat penyerapan O2 oleh darah dalam tubuh ikan. Kandungan CO2 bebas sebaiknya tidak melampaui 25 ppm dan kandungan O2 selalu tersedia dalam jumlah cukup. Perairan dengan kandungan O2 terlarut 2 ppm. Konsentrasi CO2 sebesar 12 ppm masih cukup aman bagi kehidupan ikan (Triyatmo, 2001).
c. Alkalinitas
Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai pH larutan. Alkalinitas merupakan pertahanan air terhadap pengasaman oleh adanya ion-ion Ca2+ dan HCO3- dalam air (Odum, 1993).
d. Derajat Keasaman(PH)
Air murni memiliki pH netral karena disosiasi molekul air menghasilkan jumlah ion-ion H+ dan OH- yang sama, namu kehadiran CO2, dan ion-ion Na, Ca, K yang bersifat basa kuat mengubah keadaan ini sehingga air laut bersifat sedikit basa, pH berkisar 7,5-8,5. Aspek kimiawi berupa asam-basa suatu perairan akan mempengaruhi beberapa kondisi perairan yang lainnya misalnya kehidupan biologis dan mikrobiologis (Welch 1952).
e. Salinitas
Parameter yang penting dalam sirkulasi untuk mempelajari asal usul massa air adalah salinitas. Salinitas adalah jumlah kandungan garam dari suatu perairan, yang dinyatakan dalam permil. Kisaran salinitas air laurt berada antara 0 – 40 o/oo, yang berarti kandungan garam berkisar antara 0 – 40 g/kg air laut. Secara umum, salinitas permukaan perairan Indonesia rata-rata berkisar antara 32 – 340/00 (Dahuri dkk, 1996).
f. Total Suspended Solid (TSS)
Total Suspended Solid merupakan padatan tersuspensi total yang tertahan pada kertas saringan dan terdiri dari lumpur maupun pasir halus yang berasal dari erosi atau kikisan tanah yang masuk ke badan air. TSS menunjukan nilai banyaknya zat-zat yang terlarut dalam suatu perairan. Besar kecilnya nilai TSS (Total Solid Suspension) dipengaruhi oleh kandungan bahan organik dalam perairan. Semakin sedikit bahan organik maka semakin kecil nilai TSS.Namun sebaliknya, semakin banyak bahan organiknya maka TSS semakin besar (Nybakken, 1992).

3. Parameter Biologi
Aspek biologi suatu perairan dapat dipengaruhi oleh parameter plankton dan bentos yang ada di dalamnya. Plankton terdiri dari fitoplankton, yaitu tumbuhan-tumbuhan air yang sangat kecil yang terdiri dari sejumlah kelas yang berbeda dan zooplankton adalah suatu grup yang terdiri hewan-hewan yang sangat banyak ragamnya termasuk Protozoa, Coelenterata, Mollusca, Anellida, Crustacea (Hutabarat dan Evans, 1985).

Read more

LAJU KONSUMSI OKSIGEN LELE


Laju konsumsi oksigen adalah jumlah oksigen yang dipeeerlukan untuk respirasi selama waktu tertentu. Pengukuran laju konsumsi oksigen pada ikan dapat menggunakan respirometer. Pada dasarnya pengukuran LKO2 dengan menggunakan respirometer ada dua jenis, yaitu untuk mengukur konsumsi oksigen pada kondisi air mengalir (sistem dinamis) dan kondisi air tenang (statis). Konsumsi oksigen adalah banyaknya oksigen yang dikonsumsi (mg, ml) persatuan berat ikan (g, kg) persatuan waktu (detik, jam) (Moyle dan Cech 1990).
Kebutuhan oksigen antara satu spesies dengan spesies yang lain dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti ukuran tubuh, aktivitas, musim, serta suhu perairan. Ikan yang mempunyai aktivitas tinggi (metabolisme tinggi) memerlukan oksigen lebih banyak. Oksigen yang tersedia di dalam air haruslah mencukupi kebutuhan oksigen pada ikan tanpa kekurangan (Cholik, dkk 1991).
Oksigen sangat mutlak diperlukan bagi pernafasan ikan dan merupakan salah satu unsur utama metabolisme hewan air. Oksigen bebas yang ada di perairan atau di udara harus bisa diambil ikan untuk metabolismenya. Pengambilan oksigen di perairan biasanya dilakukan ikan dengan menggunakan insang, tetapi ada sebagian ikan yang mengambil oksigen langsung dari udara yang disebut “Air Breather Fishes” dan ternyata ikan yang demikian jauh lebih tahan hidup di lingkungan perairan dengan kadar oksigen rendah (Lagler, et.al 1997).
Ikan lele (Clarias sp.) adalah ikan yang hidup di air tawar dan termasuk pemakan segala. Ikan ini bersifat nokturnal artinya aktif pada malam hari atau menyukai tempat gelap. Pada siang hari yang cerah, ikan lele lebih suka berdiam pada lubang-lubang yang tenang dan aliran air tidak terlalu deras. Ikan lele mempunyai organ insang tambahan (arborescent) yang memungkinkan ikan ini dapat mengambil oksigen langsung dari udara, sehingga ikan lele dapat hidup dalam air yang kandungan oksigennya sedikit (Suyanto 1999). Dan juga mempunyai karakter khusus, yaitu mempunyai air breathing organs sehingga tidak hanya dapat hidup di daerah yang kadar oksigennya rendah namun juga dapat hidup beberapa jam setelah tidak ada air (Sterba 1989).
Ikan familia Cyprinidae  termasuk Ctenopharyngodon idellus dan Cyprinus carpio dan ikan koki (Carassius auratus) dan ikan familia Clariidae (Clarias sp.) diketahui bahwa konsumsi oksigen menurun seiring dengan meningkatnya CO2 dalam perairan (Spotte 1970).
Umur ikan, aktivitas ikan serta kondisi perairan sangat mempengaruhi kebutuhan akan oksigen ikan. Semakin tua umur ikan, laju metabolismenya semakin menurun, sehingga kebutuhan oksigen juga menurun. Ukuran ikan juga mempengaruhi, semakin besar ukuran ikan jumlah konsumsi oksigen per mg berat badan semakin rendah. Aktivitas ikan yang berbeda-beda juga mempengaruhi konsumsi oksigen. Jenis ikan yang melakukan perburuan membutuhkan oksigen lebih banyak dibanding ikan yang menunggu mangsanya. Pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut sangat ditentukan oleh lingkungan perairan (Fujaya 2004).
Kelarutan oksigen dipengaruhi oleh faktor suhu, pada suhu tinggi kelarutan oksigen rendah dan pada suhu rendah kelarutan oksigen tinggi. Tiap-tiap spesies biota akuatik mempunyai kisaran toleransi yang berbeda-beda terhadap konsentrasi oksigen terlarut di suatu perairan. Spesies yang mempunyai kisaran toleransi lebar terhadap oksigen penyebarannya luas dan spesies yang mempunyai kisaran toleransi sempit hanya terdapat di tempat-tempat tertentu saja (Levington 1982).


Read more

KROMOSOM DAN KARYOTIPE PART 1


KARYOTIPE

Karyotipe yaitu suatu pengelompokkan kromosom-kromosom suatu individu berdasarkan atas jumlah dan morfologi serta ukurannya (Yatim, 1999).
Kromosom dapat dibedakan menjadi 4 berdasarkan bentuknya dalam hubungannya dengan letak sentromernya, yaitu :
a.    Telosentrik, mempunyai sentromer yang terletak di ujung.
b.    Akrosentrik, mempunyai sentromer yang terletak dekat ujung.
c.    Submetasentrik, mempunyai sentromer dekat pertengahan.
d.   Metasentrik, mempunyai sentromer yang terletak di tengah-tengah sehingga 
     kedua lengannya sama panjang (Subowo, 1979).
Pada ikan, lebih dari setengah jumlah dari seluruh ikan yang telah dipelajari, karyotipenya terdiri dari 48 atau 50 kromosom. Pada beberapa jenis ikan terjadi evolusi karyotipe seperti pada jenis-jenis ikan chimaera tertentu kariotipe hampir terdiri dari 100 kromosom, jenis ikan hering mencapai 52 kromosom dan pada species Sardina pilohardis mencapai 80 kromosom (Kirpichnikov, 1981).
Kromosom pada makhluk hidup tingkat tinggi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a.    Autosom adalah kromosom yang tidak ada hubungannya dengan penentuan jenis kelamin.
b.    Kromosom kelamin (seks kromosom) yaitu dua kromosom yang menentukan jenis kelamin (Suryo, 1980).
Kromosom berdasarkan jumlah sentromernya dapat dibedakan menjadi :
a.    Kromosom monosentrik, mempunyai satu sentromer.
b.    Kromosom disentrik, mempunyai dua sentromer.
c.    Kromosom polisentrik, mempunyai lebih dari dua sentromer.
Karyotipe dibuat berdasarkan penyusunan kromosom pada tempat tertentu dalam deretan berdasarkan atas bentuknya (letak sentromer, panjang kromosom dan sebagainya). Pembuatan kariotipe diambil dari sel dalam tahap metafase dengan pemberian colchihin (Subowo, 1979).
Menganalisa karyotipe dari suatu individu akan dapat diketahui apakah terdapat kelainan (abrasi) dari kromosom individu tersebut. Misalnya seorang yang berkariotipe 47, XY.21 artinya jumlah kromosom individu 47, berjenis kelamin laki-laki dan kromosom nomer 21, lebih satu sehingga dapat diketahui bahwa seseorang ini mempunyai kelainan sindrom down (Suryo, 1995).

Read more