Tuesday, November 26, 2013

DOMINANSI, DOMINAN, FENOTIP

sharing lagi ah...bantuin yang masih nyari tinjauan pustaka tentang dominansi....


II.  Tinjauan Pustaka


Dominansi adalah peristiwa tertutupnya sifat atau karakter oleh sifat atau karakter yang lain sehingga sifat yang ditutupi tidak terekspresi dalam fenotip suatu individu. Sifat yang menutup sifat yang lain ini disebut sifat dominan, sedangkan sifat yang ditutup oleh sifat dominan disebut sifat resesif. Suatu sifat dikatakan dominan penuh bila sifat tersebut dapat menghalangi terekspresinya sifat resesif dalam suatu individu yang heterozigotik (Yatim 1972).

Dominan merupakan suatu gen yang mempunyai pengaruh yang dapat menutu[pi pengaruh gen yang lain sedangkan resesif adalah gen yang pengaruhnya ditutupi oleh gen lain. Gen yang dominan dilambangkan dengan huruf besr sedangkan gen resesif dilambangkan dengan huruf kecil (Pai 1992).


Fenotip adalah sifat-sifat yang tampak pada suatu individu sedangkan genotif adalah sifat dasar yang belum terpengaruh oleh faktor luar. Sifat intermedier adalah sifat individu yang memiliki sifat diantara kedua induknya. Alel adalah anggota sepasang gen yang memiliki sifat yang berlawanan. Homozygot adalah individu yang memiliki genotip yang terdiri dari alel yang sama. Heterozygot adal;ah individu yang memiliki genotip yang terdiri dari alel yang berbeda. Hibrid adalah hasil perkawinan dua individu yang mempunyai sifat beda (Suryo 1998).
          Sifat dari salah satu parental tidak muncul pada generasi F1 dan muncul kembali pada generasi F2. Sifat yang tidak muncul pada generasi F1 sebenarnya tidak hilang tetapi tertutupi oleh sifat yang lainnya pada saat faktor pengendali sifat-sifat tersebut bergabung dalam suatu  individu yang sama. Sifat yang tidak terlihat pada generasi F1 atau yang tertutupi disebut resesif, sedangkan sifat yang nampak atau yang menutupi disebut dominan (Strickberger, 1985)
Gen biasanya diberi simbol dengan huruf pertama dari suatu sifat. Gen dominan dinyatakan dengan huruf besar, sedangkan resesif oleh huruf kecil. Misalnya :
T = simbol untuk gen yang menentukan batang tinggi.
T = simbol untuk gen yang menentukan batang pendek.
Oleh karena makhluk hidup merupakan individu yang diploid maka simbol gen ditulis dengan huruf dobel (Suryo, 1980).
Pada F1 faktor dominan T akan menutupi faktor resesif t sehingga memunculkan sifat parental yang dominan. Pada F2 sifat resesif muncul kembali, sebagai akibatnya muncul kombinasi faktor tt. Sifat dominan yng muncul pada F2 melengkapi kombinasi faktor  TT, Tt, dan tT. Berdasarkan kombinasi faktor yang dikandungnya maka diperoleh perbandingan 3 : 1 antara sifat dominan dan resesif (Jusuf, 1988).
Klasifikasi ikan Molly menurut Lingga dan Susanto (1997) adalah sebagai berikut :
Kingdom                  : Animalia
Phylum                     : Chordata
Classis                      : Pisces
Sub Classis               : Teleostei
Ordo                         : Cyprinodontaidei
Sub Ordo                 : Poecilioidei
Familia                     : Poecillidae
Genus                       : Mollinesia
Species                     : Mollinesia sp.


Read more

Friday, November 15, 2013

KROMOSOM DAN KARYOTIPE PART 2



Kali ini untuk teman-teman yang masih menjalani praktikum tentang kromosom. Semoga bermanfaat ya, jangan lupa kalau nulis tinjauan pustaka harus ada daftar pustaka. Semangat!!!


TINJAUAN PUSTAKA

Benang-benang linin pada tahap profase nampak makin lama makin terputus-putus. Satu potong benang disebut kromonema. Kromonema itu sedikit demi sedikit dikelilingi oleh sitoplasma yang memadat seakan-akan merupakan bungkus (wadah) bagi kromonema, wadah ini disebut matriks. Matriks dengan kromonema di dalamnya disebut kromosom (Dwidjoseputro 1977).
Setiap kromosom mempunyai bagian yang menyempit dan tampak lebih terang disebut sentromer, yang membagi kromosom menjadi dua lengan. Pengaturan kromosom secara standar berdasarkan panjang, jumlah serta bentuk kromosom dari sel somatis suatu individu dinamakan karyotipe. Masing-masing kromosom seringkali sulit dibedakan sehingga banyak ahli yang tidak suka menggunakan nomor urut 1 – 22 untuk autosom, melainkan dengan cara mengelompokkan menjadi A – G berdasarkan ukuran kromosom serta letak dari sentromer (Suryo 1997).
Menurut Subowo (1979), kromosom berdasarkan jumlah sentromernya dapat dibedakan menjadi:
a.       Kromosom monosentrik, mempunyai satu sentromer.
b.      Kromosom disentrik, mempunyai dua sentromer.
c.       Kromosom polisentrik, mempunyai lebih dari dua sentromer.
Perbedaan kelamin ditandai dengan sifat-sifat menurun tertentu yang jelas. Kromosom kelamin selalu berhubungan dengan ada atau tidak adanya sifat-sifat tersebut yang merupakan bukti dari teori keturunan. Setiap gamet mengandung sebuah kromosom kelamin. Zigot pada mamalia yang menerima dua kromosom X berkembang menjadi betina. Zigot yang mengandung sebuah kromosom X dan sebuah kromosom Y berkembang menjadi jantan. Kromosom kelamin dalam sel mani yang menentukan jenis kelamin keturunannya (Kimball 1993).
Menurut Suryo (1997), kromosom berdasarkan letak sentromer dapat dibedakan beberapa bentuk kromosom, yaitu :
a.       Metasentris, apabila sentromer terletak median (kira-kira ditengah kromosom), sehingga kromosom terbagi menjadi dua lengan sama panjang dan mempunyai bentuk seperti huruf V.
b.      Submetasentris, apabila sentromer terletak submedian (ke arah salah satu ujung kromosom), sehingga kromosom terbagi menjadi dua lengan tak sama panjang dan mempunyai bentuk seperti huruf J.
c.       Akrosentris, apabila sentromer terletak subterminal (di dekat ujung kromosom), sehingga kromosom tidak membengkok melainkan tetap lurus seperti batang. Satu lengan kromosom sangat pendek, sedang lengan lainnya sangat panjang.
d.      Telosentris, apabila sentromer terletak di ujung kromosom, sehingga kromosom hanya terdiri dari sebuah lengan saja dan berbentuk lurus seperti batang.
Kromosom kelamin menurut sistem X-Y adalah kromosom X dan kromosom Y. Kromosom kelamin juga mengalami pembelahan reduksi ketika gametogenesis gametogonium membelah. Betina akan terbentuk hanya satu macam ovum menurut kromosom kelamin, yaitu ovum-X. Jantan akan terbentuk dua macam sperma menurut susunan kromosom kelamin, yaitu sperma-X dan sperma-Y. Ovum-X atau sperma-X maksudnya yang mengandung kromosom kelamin X. Sperma-Y mengandung kromosom kelamin Y. Autosom pun mengalami pembelahan reduksi. Jika terjadi perkawinan karena gamet jantan ada dua macam dan gamet betina satu macam, maka perkawinan atau individu yang terjadi ialah dua menurut jenis kelaminnya. Sperma-X membuahi ovum-X terjadi individu XX betina dan sperma-Y membuahi ovum-X terjadi individu XY jantan. Bentuk kromosom kelamin sesungguhnya bukan seperti bentuk huruf X dan Y, tetapi hanya simbol saja. Kromosom X biasanya lebih panjang daripada kromosom Y (Yatim 1972).
Menurut Westra (1994), ada dua tipe kromosom yaitu :
a.       Autosome adalah kromosom pada sel-sel tubuh dan bentuknya sama pada jantan dan betina.
b.      Kromosom seks (sex chromosomes) menentukan jenis kelamin ikan. Kromosom seks secara morfologis pada individu jantan berbeda dengan betina.
Kromosom seks dapat dikenali dengan memasangkan sebagai pasangan pada karyotipe. Identifikasi kromosom seringkali berdasar pada ukuran dan perbedaan morfologi atau perbedaan kumpulan susunan dari pasangan kromosom antara karyotipe jantan dan betina. Ketika jantan adalah seks heterogametik, pasangan seks kromosom ditunjukkan dengan X-Y untuk jantan dan X-X untuk betina. Ketika betina adalah seks heterogametik, pasangan seks kromosom ditunjukkan dengan Z-W untuk betina dan Z-Z untuk jantan. Perbedaan antara kromosom seks tidak selalu jelas kelihatan;  pada beberapa ikan, kromosom seks tidak berbeda secara morfologi dengan kromosom yang lainnya (Schreck and Moyle 1990).
Karyotipe dibuat berdasarkan penyusunan kromosom pada tempat tertentu dalam deretan berdasarkan atas bentuknya (letak sentromer, panjang kromosom dan sebagainya). Pembuatan karyotipe diambil dari sel dalam tahap metafase dengan pemberian colchihin (Subowo 1979).
Lebih dari setengah jumlah ikan yang telah dipelajari, karyotipenya terdiri dari 48 atau 50 kromosom. Evolusi karyotipe terjadi pada beberapa jenis ikan seperti pada jenis-jenis ikan chimaera tertentu karyotipe hampir terdiri dari 100 kromosom, jenis ikan hering mencapai 52 kromosom dan pada species Sardina pilohardis mencapai 80 kromosom (Kirpichnikov 1981).
Analisis karyotipe dari suatu individu akan dapat diketahui apakah terdapat kelainan (abrasi) dari kromosom individu tersebut. Misalnya seorang yang berkaryotipe 47, XY.21 artinya jumlah kromosom individu 47, berjenis kelamin laki-laki dan kromosom nomer 21, lebih satu sehingga dapat diketahui bahwa seseorang ini mempunyai kelainan sindrom down (Suryo 1985).

Read more

Wednesday, November 13, 2013

I LOVE KOFIPON

setelah lebih dari satu tahun....

hahaha...sudahlah...itu adalah masa dimana kita menjalani waktu ke waktu....semoga masih bisa nge-blog untuk berbagi dan bermanfaat bagi semuanya...

perkenalkan komunitas saya, KOFIPON...komunitas fotografi ponsel, senang sekali bisa bergabung dengan komunitas itu..rasa kekeluargaan dan pertemaan yang akrab..toleransi dan menghargai setiap karya, bukan karena suatu keadaan tapi karena keadaan yang menjadikan kita lebih kreatif dengan memaksimalkan apa yang ada. #IMHO. sedikit demi sedikit sharing info tentang fotografi di dapatkan, saran, kritik, komentar, dan ketegasan tiap anggota dalam peraturan di dalamnya membuat lebih maju..

kalau foto saya cuma menang sekali dalam tema hidangan ramadhan.he...semakin sulit untuk memperoleh frame/apresiasi karena banyak anggota di dalamnya :) pokoke mak njuoooss komunitasku satu ini :D

share foto ah....walau jelek, yang penting salam jepret...

hasil jepretan saya bisa dilihat di label nokia6500s-1(macro)

Read more