Kalau bab ini biasanya dipakai semester IV. tentang Oseanografi kelautan. Semoga bermanfaat dan jangan pernah lupa akan materi apa yang dikutip dengan disertakan pengarang/penemu/penulisnya ya. Semangat Mahasiswa Perikanan Nusantara!
Oseanografi dapat
didefinisikan secara sederhana sebagai suatu ilmu yang mempelajari lautan
yang meliputi berbagai ilmu dasar dan
terapan antara lain fisika, kimia, biologi, ilmu tanah, ilmu bumi, dan juga
ilmu iklim. Menurut Hutabarat dan Evans (1984) ilmu oseanografi dapat dibagi
menjadi 4 cabang ilmu yaitu: Fisika Oseanografi, Geologi Oseanografi, Kimia
Oseanografi, dan Biologi Oseanografi.
1.
Parameter Fisik
a. Pasang Surut
Pasang surut dikenal ada dua macam yaitu
spring tide, di mana air pasang
memiliki tinggi maksimum dan neap tide,
di mana air pasang memiliki tinggi minimum.Biasanya terjadi dua siklus lengkap tiap bulan yang berhubungan dengan fase
bulan. Spring tide terjadi pada saat
bula purnama dan bulan baru dan neap tide terjadi pada saat perempatan bulan
pertama dan perempatan bulan ketiga (Hutabarat, 1984).
b. Gelombang
Gelombang merupakan gerakan naik
turunnya permukaan air laut yang disebabkan oleh angin maupun faktor lain.
Setiap gelombang memiliki tiga unsur yang penting, yaitu: panjang, tinggi, dan
periode gelombang. Panjang gelombang adalah jarak mendatar antara 2 puncak
berurutan. Tinggi gelombang adalah jarak menegak antara puncak dan lembah.
Periode gelombang adalah waktu yang diperlukan oleh dua puncak yang berurutan
untuk memulai suatu titik (Nontji, 1993).
c. Angin
Angin disebabkan adanya perbedaan tekanan udara
yang merupakan hasil dari pengaruh ketidak seimbangan pemanasan sinar matahari
terhadap tempat-tempat yang berbeda di permukaan bumi. Keadaan ini
mengakibatkan naiknya sejumlah besar massa udara yang ditandai dengan timbulnya
sifat khusus yaitu terdapatnya tekanan udara yang tinggi dan rendah (Hutabarat
dan Evans, 1996).
d.
Kemiringan Pantai
Kemiringan pantai ditentukan dengan cara mengukur
perbedaan ketinggian pada dua titik horizontal yang jarak antara kedua titik
telah diketahui. Kemiringan pantai sangat berperan dalam drainase air terutama
dalam usaha budidaya pantai. Kemiringan yang sangat besar sangat tidak baik
buat budidaya. Sebaliknya, pantai yang datar cukup menyulitkan dalam proses
pengeringan kolam tambak. Pantai yang landai menyebabkan jangkauan pasang surut
mencapai ratusan meter, sedangkan pantai yang terjal menyebabkan jangkauan pasang surut hanya mampu mencapai
beberapa puluh meter saja. Tipe kemiringan pantai ada 3, yaitu: datar (± 5%), landai
(± 10%) dan curam (± 20%) (Anonim, 2009).
e. Suhu
Suhu adalah ukuran energi gerakan
molekul, suhu dalam lautan bervariasi sesuai dengan kedalaman. Massa air
permukaan di wilayah tropik panas sepanjang tahun yaitu 20o-30o
C sedangkan massa air permukaan pada zone beriklim sedang hangat di musim panas
(Nybakken, 1992).
2.
Parameter Kimia
a. Kadar
Oksigen Terlarut (DO)
Kelarutan oksigen di laut sangat penting
artinya dalam mempengaruhi kesetimbangan kimia di air laut. Oksigen
diperlukan untuk respirasi, sedangkan
proses fotosintesis oleh tumbuhan air akan menghasilkan oksigen. Oksigen
terlarut mungkin merupakan parameter pengubah kualitas air yang paling kritis
pada organisme perairan. Atmosfer merupakan cadangan udara terbesar namun
oksigen tersebut hanya sedikit yang larut dalam air (Cholik, 1979).
b.
Karbon Dioksida (CO2)
Karbondioksida merupakan bahan dasar
dalam fotosintesis, tetapi jika dalam konsentrasi yang tinggi dapat bersifat
menghambat penyerapan O2 oleh darah dalam tubuh ikan. Kandungan CO2
bebas sebaiknya tidak melampaui 25 ppm dan kandungan O2 selalu
tersedia dalam jumlah cukup. Perairan dengan kandungan O2 terlarut 2
ppm. Konsentrasi CO2 sebesar 12 ppm masih cukup aman bagi kehidupan
ikan (Triyatmo, 2001).
c.
Alkalinitas
Alkalinitas
adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai pH
larutan. Alkalinitas merupakan pertahanan air terhadap pengasaman oleh adanya
ion-ion Ca2+ dan HCO3- dalam air (Odum, 1993).
d.
Derajat Keasaman(PH)
Air murni memiliki pH netral karena
disosiasi molekul air menghasilkan jumlah ion-ion H+ dan OH-
yang sama, namu kehadiran CO2, dan ion-ion Na, Ca, K yang bersifat
basa kuat mengubah keadaan ini sehingga air laut bersifat sedikit basa, pH
berkisar 7,5-8,5. Aspek kimiawi berupa asam-basa suatu perairan akan
mempengaruhi beberapa kondisi perairan yang lainnya misalnya kehidupan biologis
dan mikrobiologis (Welch 1952).
e.
Salinitas
Parameter
yang penting dalam sirkulasi untuk mempelajari asal usul massa air adalah
salinitas. Salinitas adalah jumlah kandungan garam dari suatu perairan, yang
dinyatakan dalam permil. Kisaran salinitas air laurt berada antara 0 – 40 o/oo, yang berarti kandungan garam berkisar antara 0 – 40
g/kg air laut. Secara umum, salinitas permukaan perairan Indonesia rata-rata
berkisar antara 32 – 340/00 (Dahuri dkk, 1996).
f. Total Suspended Solid (TSS)
Total Suspended
Solid merupakan padatan tersuspensi total yang tertahan pada
kertas saringan dan terdiri dari lumpur maupun pasir halus yang berasal dari
erosi atau kikisan tanah yang masuk ke badan air. TSS menunjukan nilai banyaknya
zat-zat yang terlarut dalam suatu perairan. Besar kecilnya nilai TSS (Total Solid Suspension) dipengaruhi oleh
kandungan bahan organik dalam perairan. Semakin sedikit bahan organik maka
semakin kecil nilai TSS.Namun sebaliknya, semakin banyak bahan organiknya maka
TSS semakin besar (Nybakken, 1992).
3. Parameter
Biologi
Aspek biologi suatu perairan dapat
dipengaruhi oleh parameter plankton dan bentos yang ada di dalamnya. Plankton
terdiri dari fitoplankton, yaitu tumbuhan-tumbuhan air yang sangat kecil yang
terdiri dari sejumlah kelas yang berbeda dan zooplankton adalah suatu grup yang
terdiri hewan-hewan yang sangat banyak ragamnya termasuk Protozoa,
Coelenterata, Mollusca, Anellida, Crustacea (Hutabarat dan Evans, 1985).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Petunjuk Praktikum Oseanografi. Laboratorium
Ekologi Perairan. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Jurusan
Perikanan. Fakultas Pertanian. UGM. Yogyakarta.
Cholik, 1979. Kualitas Air. Dirjen
Perikanan, Departemen Pertanian RI. Jakarta.
Dahuri, R., J.
Rais., Ginting, S. P., Sitepu, M. J. 1996. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan
Lautan Secara Terpadu. PT
Pradnya Paramita. Jakarta.
Hutabarat,S. dan Evans, S.M, 1984.
Pengantar Oseanografi. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Nontji, A.1993. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta.
Nybakken,
J. 1992. Biologi Laut; Suatu Pendekatan Ekologi. Gramedia. Jakarta.
Odum,E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Triyatmo,
B. 2001. Studi Kondisi Limnologis Waduk Sermo pada Tahap Pra-Inundasi. Jurnal
Perikanan. UGM. Yogyakarta.
Welch, Paul. 1952. Limnology. Mc Graw
Hill Book Company. New York.
"Jalesveva Jayamahe"
"Di Lautan Kita Jaya"
0 comments